Sabtu, 13 Desember 2008

MEMBUAT BIOFUEL

E-Fuel, sebuah perusahaan di Silicon Valley yang didirikan oleh Floyd Butterfield dan Thomas Quinn, mengumumkan rencananya untuk memasarkan MicroFueler pada akhir tahun 2008. Microfueler yang sebenarnya merupakan pompa bensin tersebut akan dipasarkan seharga US$ 9.995.
MicroFueler yang mempunyai ukuran sebesar pompa bensin menggunakan gula sebagai bahan baku utamanya. Gula tersebut dicampur dengan ragi hasil rekayasa perusahaan tersebut. Menurut E-Fuel, untuk membuat satu galon ethanol, dibutuhkan 4,5 hingga 6,5 kg. Jika gula yang digunakan adalah gula dengan harga toko, sekitar 20 sen per 0,5 kg, ditambah dengan harga listrik, biaya untuk menghasilkan satu galon ethanol hampir sama dengan harga gas saat ini di Amerika Serikat.
Thomas Quinn, pendiri E-Fuel menjelaskan bahwa dia memanfaatkan sisa-sisa alkohol sebagai alternatif penggunaan gula, dan biaya yang dikeluarkan hanya untuk listriknya.
Seperti yang dikutip New York Times, Quinn menjelaskan bahwa pemasaran produk tersebut akan menyebabkan tekanan keuangan di industri minyak.
Sebelumnya, proses distilasi ethanol membutuhkan peralatan yang besar dan masih dipertanyakan efisiensinya. Tetapi teknologi yang dikembangkan E-Fuel menggunakan membran untuk distilasi yang mempunyai kemampuan memisahkan air dari alkohol pada suhu rendah. Sedangkan teknologi konvensional belum mampu melakukan hal tersebut.
Menurut E-Fuel, MicroFueler bisa mengisi tangki berkapasitas 132,5 liter dalam seminggu. Proses yang terjadi di dalam mesin pompa bensin tersebut tidak menghasilkan bau, dan bahkan air yang dihasilkan sebagai produk sampingnya bisa dikonsumsi.
Berkenaan dengan karbon yang ditimbulkan, menurut E-Fuel karbon yang dihasilkan ketika 1 galon ethanol tersebut dibakar hanya sebesar 12% dari karbon yang dihasilkan oleh bensin dengan volume yang sama.
E-Fuel berencana untuk memasarkan produknya ke pasar internasional, dengan lokasi produksi di Cina dan Inggris, selain di Amerika Serikat sendiri. Perusahaan tersebut juga berusaha untuk mengembangkan versi komersial dan dengan teknologi yang tidak hanya menggunakan gula sebagai bahan baku pompa bensin ethanol tesebut.

1 komentar:

  1. Bisakah Bioethanol ini diproduksi secara masal (manufaktur) di Indonesia sehingga layak skala ekonominya untuk dipasarkan?, dan kalau memang bisa benar2 bisa menggantikan BBM fosil bahan dasar apa yang paling murah dan baik untuk digunakan? Gula tidak mungkin karena gula kita impor. Tebu? juga tidak bisa. Padi? rakyat butuh beras. Gandum? tepung termasuk sembako yang social sensitifitinya tinggi. Bahan yang digunakan sebagai bahan baku harus berlimpah ruah di Indonesia ini atau butuh investasi baru penyedia bahan baku selain investasi pabrik bioethanol. Apa dan Berapa bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi bioethanol dalam jumlah yang cukup untuk menggantikan BBM Pertamina di Indonesia?. Siapa nanti yang memproduksi ini? Apakah kita sudah memiliki teknologi untuk membuatnya secara massal? Sedangkan orang Indonesia bikin bir saja orang yang minum bisa mati. Bikin Bir aja salah gimana mau bikin bioethanol? Maaf, bukan saya mau meremehkan tapi kalau memang benar2 bisa akan sangat bermanfaat demi masa depan bangsa ini. Tapi harus diperhitungkan dengan Baik.

    BalasHapus