Sabtu, 13 Desember 2008

INDONESIA BISA MENJADI PENGHASIL BIOETHANOL TERBESAR

Diversifikasi energi dan konservasi energi adalah salah satu jalan untuk keluar dari krisis energi. Diversifikasi akan mengurangi ketergantungan akan minyak yang harga semakin membumbung dan cadangannya semakin menipis. Dilain pihak, penggunaan energi juga harus bijaksana. Konservasi energi diperlukan untuk menghemat energi yang kita punya saat ini. perilaku boros energi di masyarakat harus diubah menjadi budaya hemat energi. Tentunya harus dipahami secara benar, hemat energi tidak berarti mengurangi fungsi dari pemakaian energi tersebut, tetapi hemat energi berarti meningkatkan efisiensi dalam penggunaannya. Ini tidak mudah dan butuh kerja keras dan kerja sama semua stakeholder karena pelaksanaan konservasi energi berkaitan erat dengan perubahanbudaya masyarakat.
Kekayaan alam yang berlimpah, belum optimal dimanfaatkan sampai saat ini. Letak geografis Indonesia di sepanjang garis khatulistiwa membawa berkah berlimpah akan sinar surya. Dari surya, kita bisa memanen energi panas maupun mengubah cahayanya menjadi listrik melalui teknologi photovoltaic. Topografi yang bergunung-gunung dan hutan yang banyak memungkinkan beberapa daerah memiliki potensi sumber air yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan listrik, baik skala kecil maupun besar.
Tanah yang subur sangat mendukung bagi pertanian dan peternakan, yang keduanya merupakan sumber biomassa (khususnya limbah) untuk diolah lebih lanjut menjadi biogas melalui proses biokimia maupun gasifikasi. BElum lagi potensi sumber daya hayati kita yang berlimpah. Kita kaya akan tanaman penghasil minyak yang potensial diolah menjadi biodiesel. Kita juga kaya akan sumber daya hayati penghasil gula atau pati-patian yang sangat potensial sebagai bahan baku bioetanol.
Laut yang terbentang luas juga merupakan potensi energi yang luar biasa. Dari laut bisa dimanfaatkkan energi gelombang, energi pasang surut, energi arus laut, energi perbedaan suhu permukaan dan laut kedalaman ataupun memaanfaatkan ruang di permukaan laut untuk memanen angin dan limpahan cahaya matahari. Secara geologis, letak Indonesia juga sangat menguntungkan. Indonesia berada pada lingkar api dunia atau "ring of fire" sehingga menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara dengan potensi panas bumi terbesar dunia.
Pemanfaatan berbagai potensi tersebut memerlukan sinergi antar stakeholder energi terbarukan. Kebijakan, penelitian, dana dan pemanfaatannya harus terkoordinasi dengan baik sehingga tercipta sinergi. Potensi energi terbarukan sampai saat ini belum berkembang dengan baik karena antara lain kendala harga energi yang dihasilkannya masih kurang layak secara ekonomis. Namun, jika Pemerintah sebagai pengambil keputusan dan kebijakan didukung oleh swasta sebagai pengembang dan penyandang dana, serta masyarakat yang peduli akan penggunaan energi terbarukan, bukan tidak mungkin skala ekonomis dari energi terbarukan akan tercapai sehingga dapat bersaing dengan energi konvensional.
Sinergisitas tentunya memerlukan wadah/simoul yang bisa mempersatukan para stakeholder. Clearing House Energi Terbarukan dan Konservasi Energi diharapkan menjadi simpul tersebut. Clearing House Energi Terbarukan dan Konservasi Energi adalah salah satu wadah yang dibentuk oleh Direktorat Jenderal Listrik dan Pemanfaatan Energi dibawah Direktorat Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi.

1 komentar:

  1. Terimakasih, dgn adanya artikel ini kami dapat menemukan blog ini melalui google.
    Kami ingin menanyakan perihal Clearinghouse Energi terbarukan dan Konservasi Energi.
    Disana ada forum dan kami sudah mendaftar tapi belum menerima email aktivasinya.
    Kami sudah kirim pesan melalui form di "Hubungi kami", belum ada jawaban.
    Kirim email ke info.ch@dlpe.go.id ternyata error.
    Apakah ada hal lain yg dapat kita lakukan?

    BalasHapus